Percobaan

 


Praktik Moderasi Beragama Di IAIMA Jambi Ramah Terhadap Keberagaman

 


JAMBI – Institut Agama Islam Muhammad  Azim (IAIMA) Jambi mendukung implementasi moderasi beragama di dunia pendidikan utamanya di perguruan tinggi. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan secara terbuka menerima mahasiswa non-muslim. Tak hanya mahasiswa, IAIMA juga secara terbuka menerima karyawan dan tenaga pengajar yang menganut agama di luar Islam.


Hal tersebut diungkap Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Fahmi Rohim, M.Ed pada kegiatan Focus Grop Discussion (FGD) terkait Implementasi Kebijakan Moderasi di Perguruan Tinggi Islam di Jambi yang digelar di IAIMA Jambi, Jambi, Kmais (12/10).


“Kita secara terbuka menerima bahkan sudah meluluskan mahasiswa yang beragama non-muslim. Bahkan ada tenaga pengajar (dosen) kita yang agamanya juga non-muslim. Sehingga kita sangat terbuka dengan konsep moderasi beragama,” ungkapnya.


Fahmi mengatakan, setidaknya telah terdapat tiga mahasiswa IAIMA yang berlatar belakang agama di luar Islam. Perlakuan yang diberikan pun setara dengan mahasiswa lain pada umumnya, misalnya menggunakan kerudung bagi wanita saat berada di area kampus dan pada kegiatan-kegiatan kemahasiswaan lainnya.


“Ketika proses pendaftaran, calon mahasiswa non muslim akan kita tanyakan apakah bersedia mengikuti aturan-aturan yang ada di kampus seperti halnya mengenakan pakaian panjang dan berkerudung saat perkuliahan dan kegiatan-kegiatan kampus lainnya. Jika bersedia, maka kami siap menerima dengan sangat terbuka,” ujarnya.


Di sisi lain, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIMA Jambi, Mukhlas Nugraha, M.Phil mengungkapkan, IAIMA Jambi sendiri menjadi salah satu perguruan tinggi Islam yang menarik perhatian sejumlah peneliti moderasi beragama. Salah satu hal yang menarik perhatian para peneliti adalah keterbukaan IAIMA dalam menerima mahasiswa non muslim.


“Argumentasi lainnya adalah IAIMA ini merupakan Perguruan Tinggi Islam Swasta yang mendeklarasikan dirinya sebagai PTKIS di Indonesia yang melaunching sekolah moderasi beragama untuk mahasiswa,” ujarnya.