Percobaan

 


Tingkat Kehilangan Air PDAM Muaro Jambi Meningkat, Setahun Merugi Miliaran

JAMBIBABA. COM, SENGETI -
Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Muaro Jambi (Perumda) merugi. Dari hitungan Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi (BPKP) Jambi, setidaknya dalam satu tahun mereka rugi miliaran rupiah.

Berdasarkan hasil audit BPKP Jambi, kerugian yang dialami oleh PDAM Muaro Jambi disebabkan oleh kehilangan air. Tak tanggung-tanggung, kebocoran mencapai 43 persen lebih.

Selain kebocoran, tingginya biaya operasional juga menjadi penyebab keuangan PDAM "morat marit". Seperti biaya gaji karyawan yang sudah overload.

Dewan pengawas (Dewas) PDAM tirta muaro jambi,Nazman Ef ketika ditemui di ruang kerjanya senen (16/01/23) mengatakan bahwa masalah memang banyak tapi inti dari masalah yang terjadi di PDAM Tirta Muaro Jambi itu karena tingkat kehilangan air, "bebernya.

Dia melanjutkan,
Maka penerimaan PDAM itu akan berkurang kita sudah bikin langkah-langkah ,kita sudah menyusun rencana kerja anggaran perusahaan untuk  tahun 2023 kita akan menekan tingkat kehilangan air PDAM ," Pungkasnya.

"Insya Allah akhir tahun 2023 itu bisa mencapai angka 30%, caranya bagaimana kita akan melakukan perbaikan-perbaikan terutama perbaikan meter, sambungan meter yang ada di konsumen misalkan kita perbaiki kalau yang rusak akan kita ganti Kalau yang tertimbun akan ketemu Muncul lagi sehingga meteran itu masih bisa terbaca, "imbuhnya.

Kenapa karena kalau meteran itu tidak terbaca masyarakat atau konsumen mengakibatkan penerimaan PDAM itu berkurang, dalam 1 tahun untuk Tahun 2021 tahun 2022 Berdasarkan hasil pemeriksaan BPKP dari  Audit BPKP itu di atas 1 juta meter kubik.

"Kalau diuangkan itu  begitu sangat merugikan PDAM , dengan kerugian sekitar 6 miliar,".

Nanti setelah terpilih direktur yang baru yang definitif makanya dia harus melaksanakan RKA tahun 2023 yang sudah disusun yang sudah disahkan ,itu rencana kerja anggaran sesaat jadi dia harus taat dengan itu, "katanya.

Nah, di dalam hal itu kita sudah memproyeksikan perbaikan meter yang meteran yang rusak itu lebih kurang 1000 sesuai dengan RKA yang sudah kita sepakati ,jadi tidak ada alasan direktur terpilih dia bilang tidak bisa melaksanakanya itu adalah amanat dari rencana kerja anggaran perusahaan jadi permasalahan di PDAM ini sudah mengakar, "tegas nazman.

Sementara PLT Direktur PDAM Tirta Muaro jambi Elis Persada saat dimintai ketranganya oleh awak media mengatakan,
Tahun terakhir itu sebesar 43 persen Nah jadi itulah yang bakal kita ingat lagi ke depan, kalau dihitung dari audit  kerugian segitu , kita supaya bisa turun, ini penyebabnya tehnik dan organik kalau penyebab penisnya itu pertama bisa jadi kebocoran pipa itu sendiri ,kemudian pencucian dari pipa sendiri kemudian  untuk pencucian dari inspirasi pengolahan air itu sendiri, "tandasnya.

Pjs Direktur PDAM Tirta Muaro Jambi, Elispirsada ketika dikonfirmasi tidak menapik adanya temuan BPK yang menyatakan jika PDAM bocor mencapai 43 persen lebih.

"Iya memang ada temuan. Kalau diuangkan lebih kurang Rp 4 miliar. Itu tahun 2021," kata Elispirsada.

Kebocoran tersebut disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya pencucian dari instalasi, kebocoran pipa, pencurian oleh konsumen dan lain sebagainya.

Dengan banyaknya kebocoran itu, kedepan pihaknya akan berupaya untuk menekan tingginya kebocoran tersebut.

"Instalasi yang rusak akan kita perbaiki. Seperti Amper yang rusak, pipa yang bocor dan lain sebagainya," katanya.

Sementara itu, untuk banyaknya biaya operasional pegawai, dirinya juga tidak menapik jika pegawai di PDAM sudah overload.

Berdasarkan aturan, untuk 1.000 pelanggan, pegawai yang menangani hanya 6 hingga 8 orang, sementara di Kabupaten Muaro Jambi mencapai 11 orang per 1.000 pelanggan.

"Keseluruhan pegawai kita hampir 180 orang. Jumlah pelanggan hanya 16.000," jelas Elispirsada.(@21)